Alkisah, terdapatlah seorang pengembara yang terbangun dari keadaan tidak sadar dan mendapati dirinya di tengah hutan. Dia tidak tahu dimana ia berada, dari mana dia berasal, siapa dia, dan untuk apa dia ada di hutan itu. Yang dia tahu adalah bahwa dia berada di sebuah hutan belantara, dikelilingi belukar lebat, pepohonan, binatang liar, dan tanpa ada seorang manusia pun untuk dirinya bertanya. Di sekitar tempat dirinya terbangun, tidak dia temukan apapun yang bisa mengingatakan dirinya akan asal usulnya, dan kenapa dia ada di tempat itu.
Seiring waktu berjalan, dia mencapai titik lelah untuk mencari siapa dirinya, dan kenpa dia ada di tempat itu. Akhirnya, yang ia lakukan dalam keseharian hanyalah bertahan hidup, tanpa tujuan dan arah yang pasti. Hingga suatu ketika datang seorang yang mengaku sebgai utusan maharaja, yang menerangkan dirinya melalui sebuah surat dari sang raja, bahwa dia adalah sang pangeran, yang berada dari suatu neger, di utus ke tempat ini untuk mencari harta karun. Buktinya adalah secarik kertas kecil yang diselipakan di bajunya, berisi catatan tentang dia dan misi apa yang dia bawa di hutan.
Cerita pengembara di atas, jika di analogikan dengan kehidupan kita sebga manusia ibarat "pengembara" yang hidup di "hutan dunia". Seandainya saja tidak ada utusan yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak bermain seperti kaum materialistis,ateis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka,bersyukurlah kita yang mendapatkan petunjuk dari utusan Allah swt. Yaitu Muhammad saw. Yang menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat pencipta kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah al-Qur'an sebagai pedoman hidup




